Loading...

Pelatihan Pengelolaan Wisata Religi dan Edukasi: Menggali Peluang dan Tantangan di Kec Pabelan, Kab Semarang

Diterbitkan pada
4 Oktober 2025 08:00 WIB

Baca

Semarang, 4 Oktober 2024 – Sebuah langkah inovatif dilakukan oleh Program Studi Manajemen Dakwah Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (FUD) UIN dalam mengembangkan potensi lokal melalui pelatihan bertajuk Pengembangan Wisata Religi dan Edukasi di Desa Glawan. Kegiatan ini menjadi bentuk nyata sinergi antara akademisi, pengelola wisata, dan lembaga sosial dalam membangun desa berbasis spiritualitas dan ekonomi kreatif.

Pelatihan yang dihadiri sekitar 30 peserta dari masyarakat Glawan, perangkat desa, serta penggiat Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) ini meneguhkan komitmen bersama untuk menjadikan Glawan sebagai destinasi wisata unggulan. Keindahan alam Glawan, termasuk Curug dan Taman Anggur yang menghijau, menjadi latar alami kegiatan tersebut dan membuktikan potensi besar yang dimiliki kawasan ini.

Dalam sambutannya, pengelola wisata Glawan sekaligus dosen Manajemen Dakwah, Drs. H. Juhdi Amin, M.Ag., menegaskan bahwa inisiatif ini tidak hanya bertujuan membangun destinasi wisata, tetapi juga memakmurkan masjid sebagai pusat spiritual dan memberdayakan masyarakat melalui sektor pariwisata. Semua langkah pengembangan dilakukan melalui konsultasi dan koordinasi bersama masyarakat setempat.

Hadir pula Warsito, pemilik Yayasan Baitul Maskur, yang memberikan dukungan penuh terhadap program pemberdayaan ini. Sementara itu, Ade Yuliar, M.M., dosen Manajemen Dakwah sekaligus pemateri, menyampaikan materi bertema “Peluang dan Tantangan Wisata Religi dan Edukasi”. Ia menyoroti pentingnya kolaborasi antara spiritualitas, edukasi, dan digitalisasi dalam mengembangkan desa wisata yang berorientasi pada nilai ibadah dan budaya.

Beberapa strategi yang diusulkan dalam pelatihan ini antara lain: pemanfaatan potensi pasar dan tren spiritual tourism global, pengembangan ekonomi desa melalui UMKM, promosi digital untuk menjangkau pasar luas, serta integrasi wisata edukasi dan budaya guna menciptakan pengalaman wisata yang holistik. Ade Yuliar menegaskan pentingnya penerapan fungsi manajemen yang baik, mulai dari perencanaan hingga pengawasan, agar program berjalan efektif dan berkelanjutan.

Kegiatan ini juga menghadirkan Rohmat, perwakilan Desa Wisata Sitalang, yang berbagi kisah sukses serta tantangan dalam mengelola potensi desa. Ia menekankan pentingnya kolaborasi dan kemauan belajar bagi masyarakat untuk menggerakkan potensi bisnis lokal dan membuka peluang pelatihan bagi generasi muda.

Program ini merupakan implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam bidang pengabdian masyarakat. Melalui kegiatan ini, dosen Manajemen Dakwah berupaya menumbuhkan kesadaran warga akan potensi besar yang dimiliki lingkungannya, sehingga dapat dikelola secara mandiri dan berkelanjutan.

Dengan terselenggaranya kegiatan tersebut, diharapkan Desa Glawan dapat berkembang menjadi destinasi wisata religi dan edukasi unggulan di Kabupaten Semarang mengusung nilai pemberdayaan, kelestarian alam, serta penguatan spiritual masyarakat.